Pada tanggal 23 Mei 2025 bertempat di SMA N 10 Tangsel, Dr. Indra, S.Kom, M.T.I. dan Dr. Mohammad Syafrullah, M.Kom., M.Sc., mendapatkan permintaan dari Kepala Sekolah SMAN 10 Tangsel untuk mengisi topik terkait Project Based Learning (PBL). Materi project based learning diberikan kepada Bapak Ibu Guru SMAN 10 Tangsel untuk memberikan pola pembelajaran baru kepada Siswa/i di lingkungan Civitas Akademik SMAN 10 Tangsel pada kurikulum baru untuk periode Gasal 2025/2026.
Kerangka materi project based learning berisi beberapa tahapan. Tahap pertama, berisi latar belakang pembelajaran student centered learning. Tahap kedua, mendefinisikan project based learning atau pembelajaran kelompok berbasis proyek yakni Merupakan strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa/i dalam berpikir kreatif, memecahkan masalah dan berinteraksi serta membantu dalam penyelidikan untuk memecahkan masalah yang nyata (Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Politeknik Negeri Medan,2022).
Prinsip Pembelajaran berbasis proyek menurut Larmer et al (2015) berisi 7 kunci teridiri dari: Memulai pertanyaan (inquiry) diawal proses pembelajaran, Gagasan identifikasi masalah dan mencari Solusi, Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata (berdampak langsung, peralatan nyata dan proyek original), Setiap Fase dilakukan REFLEKSI, Ekspresi Ide dan Membuat Keputusan, Publikasi hasil proyek Menerima Kritik, Saran, Revisi.
Tahapan dalam implementasi Pembelajaran berbasis Proyek tiga tahap. Tahap pertama, pembekalan kompetensi keterampilan yang berisi Langkah merumuskan luaran pembelajaran, memahami konsep materi pembelajaran, pelatihan keterampilan dan pengerjaan proyek. Tahap kedua, pengerjaan proyek meliputi proses: merancang tema proyek, membuat proposal proyek, melaksanakan tugas proyek, dan evaluasi.
Detil dalam perancangan tema proyek menggunakan beberapa Teknik. Teknik pertama, menggunakan Business model canvas (BMC) untuk merancang, identifikasi dan visualisasi model bisnis. Business model canvas melihat helicopter view model bisnis Perusahaan menggunakan 9 komponen. Sembilan komponen BMC terdiri dari: Segmen Pasar, proposisi produk, saluran distribusi, loyalitas pelanggan, sumber pendapatan, sumber daya kunci, kegiatan kunci, mitra kunci, struktur biaya. Berikut contoh penerapan dari Business Model Canvas untuk Usaha peternakan Ayam Asuh Amanah.
Kemudian terapan dari project Based Learning menggunakan pendekatan Swot Analysis. Swot Analysis berisi strategi bisnis menggunakan Analisa internal dan eksternal. Analisa internal menggunakan Value Chain Analysis untuk sumber dari kelebihan dan kelemahan dari organisasi. Analisa eksternal menggunakan Pest Analysis untuk melihat sisi dunia luar dan makro dari sisi Politik, ekonomi, social dan teknologi.
Berikut contoh dari penerapan Pest Analysis untuk ayam asuh Amanah. Politik: Kebijakan regulasi halal Food dari MUI maupun Lembaga terkait, kebijakan BPOM; Ekonomi: Isu kebijakan ekonomi di Indonesia,Tarif Dagang Trump; Sosial: Isu Daging Sapi di Bali; Teknologi: Penggunakan E-Commerce (Shopee) untuk digital marketing. Contoh dari penerapan Value Chain Analysis dapat dilihat pada gambar berikut untuk Value Chain di Rumah Sakit. Value chain analysis akan melihat dari sisi aktivitas utama Perusahaan dan aktivitas pendukung Perusahaan serta target adalah nilai tambah.
Hasil dari kajian PEST Analysi menjadi sumber untuk temuan dari Analisa Opportunities/peluang dan Threats atau ancaman. Hasil dari Value Chain analysis menjadi sumber untuk Strength dan weakness unit organisasi dan dipetakan pada Gambar berikut. Kemudian, dilakukan pembuatan strategi untuk menyelesaikan permasalah dari kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman tersebut. Strategi untuk menyelesaikan dari permasalahan dari kekuatan dan Opportunities (didalam kotak SO), Weakness Opportunities (kotak WO), Threats-Strengths (kotak ST) dan Weakness-Threats (kotak WT).
Di akhir sesi dilakukan penyerahan serah terima sertifikat dan foto Bersama untuk dokumentasi kegiatan sebagai berikut.
